Rabu, 20 November 2019

Perjalanan adalah proses, tempat tujuan yang indah adalah bonus.

Namsan Tower

Traveling merupakan hobi kebanyakan orang, termasuk aku. Jika kita berpikir, tidak mungkin ah keluar negeri, uang darimana?. Beginilah traveler budget terbatas. Tapi jika kita berpikir dan berdo'a, Allah merealisasikannya. Alhamdulillah. Jika, punya keinginan kita sampaikan kepada Allah, Allah akan memberi. Traveling bukan soal budget (uang) tapi hal-hal di luar itu, siapa yang pegang kendali kalau bukan Allah. Contoh, kita punya uang banyak, sudah beli tiket, hotel, dan lain sebagainya, tetiba di hari keberangkatan sakit atau halangan lain. Contoh yang lain, kita sudah berhasil sampai tempat tujuan, tetiba ada dokumen hilang, atau atau yang lainnya.  Oleh karena itu, dalam hal apapun kita bergantung kepada Allah bukan?
Perencanaan matang sebelum keberangkatan adalah keharusan. Karena aku tidak ada saudara atau teman yang dituju di Korea Selatan, oleh sebab itu harus mempersiapkan dengan detail. Apa saja yang dibutuhkan sebelum traveling?

1. Paspor
Pertama adalah membuat paspor di kantor imigrasi di seluruh Indonesia. Ini tidak harus sesuai KTP, bebas saja asal warga negara Indonesia. Untuk memudahkan antrian, lebih baik antrian online , sehingga ketika datang langsung verifikasi dokumen. Biaya membuat paspor sekitar 350 ribu Rupiah yang biasa dan bukan elektronik. Kalau paspor biasa dan Elektronik 550 ribu Rupiah. (Ini tahun 2018)

2. Visa
Visa merupakan dokumen yang merupakan izin masuk negara lain. Mengurus Visa Korea Selatan tidak ribet. Datang ke Korean Visa Center yang lokasinya di Lotte Avenue, Jakarta. Jika mengurus pakai jasa travel bisa dengan menambah biaya jasa. Tapi aku mengurus mandiri, biayanya sekitar 789 ribu Rupiah (ini sekitar akhir Agustus 2019). Untuk detailnya bisa langsung ke Visa Korea Selatan . Patuhi saja yang menjadi prosedur disana. Oiya, untuk tiket hotel dan pesawat tidak usah dilampirkan, karena tidak masuk persyaratan. Intinya sesuai yang diminta pada pengumuman saja, tidak kurang dan tidak berlebihan. Jangan lupa untuk selalu bawa dokumen aslinya. Info juga, pembayarannya cash di konter yang telah disediakan, sehingga kita harus bawa uang pas. Selalu bawa uang pecahan kecil ya, agar tidak ribet.

3. Tiket Pesawat
Tiket perjalanan merupakan pengeluaran terbesar. Rajin-rajin searching atau ikut travel fair. Perjalananku kemarin mengeluarkan 6juta Rupiah untuk tiket pesawat Cathay Pulang-Pergi. Aku beli tiket kurang lebih 4 bulan sebelum hari H. Kalau pesawat penerbangan langsung biasanya lebih mahal, jadi aku pilih yang transit di Hongkong, lumayan bisa mampir dulu di Hongkong.

4. Tiket Penginapan
Penginapan di Seoul lumayan terjangkau. Untuk permalam aku menyewa hostel, satu kamar berdua dengan travelmate ku. Biaya 3 juta Rupiah berdua selama 7 malam. Kayaknya di Korea Selatan kita tidak terlalu pusing dengan transportasi. Biarpun dipinggir kota, tetapi dekat dengan halte Bis dan Stasiun Subway.

5. Kuota
Kemanapun pergi kita selalu butuh internet. Apalagi di negeri orang ya, untuk informasi dan segala macamnya. Aku beli kuota 250 ribu Rupiah dapat 2,5 GB untuk 7 hari. Beli kuota ini di traveloka langsung aktif tanpa ribet. Kuota hanya 2,5 GB ini sangat cukup di Korea selama 7 hari, karena dimanapun berada di Korea selalu ada wifi gratis dengan kecepatan wow banget, kayak pesawat jet. Makanya setiap sebelum tidur kesempatan download yang perlu didownload hehehe..

6. Uang saku
Uang saku bawa secukupnya, tukarkan uang rupiah menjadi Won dan juga USD untuk jaga-jaga jika kita butuh. Contohnya saja di Hongkong, kita beli minum atau makan, uang yang berlaku hanya dollar Hongkong kan, jadi kalau bawa USD kita bisa tukar ke Dollar Hongkong. 
Uang saku ini tergantung masing-masing, ada yang hemat dan ada yang hedon juga. Jangan lupa bawa kartu atm bank yang bisa dipakai secara Internasional, pastinya ada isinya ya..

Itulah minimal hal yang harus diurus ketika ingin traveling, yang lainnya sesuai kebutuhan masing-masing seperti obat-obatan pribadi. Intinya bawa yang diperlukan, patuhi prosedur, jangan sampai melanggar apa-apa di negara lain karena akan menjadi catatan jelek untuk diri kita. Nanti susah mau ngurus Visa dan lainnya.

Nah, setelah siap semuanya tiba saatnya berangkat.....KOREAAAAA...I'm Coming...
Make dream comes true, Alhamdulilah Yaa Allah.

Kamis, 30 Agustus 2018

Olahraga Menyatukan

Ketika ada pemilihan umum RT, Lurah, Gubernur, sampai Presiden, warga terpecah belah. Kalau dipikir-pikir, ngapain mesti berantem karena kefanatikan untuk mendukung calon. Kecuali ada maksud tertentu lah ya, bisa dibilang udang dibalik bakwan. Disaat seperti itulah kadang akal sudah hilang. Bukan hanya akal sih, harta benda juga dikeluarkan untuk mendukung. Ada yang seperti itu.
Sedih kalau sudah emosi-emosi negatif yang muncul, menghabiskan energi, dan orang di luar kita, di luar negara kita mungkin mengamati dari jauh dan tertawa. Betapa lucunya kita (yang suka labil ya). Hihi...
Terus apa hubungannya dengan olahraga. Nah, saat tali persaudaraan kacau itu salah satu yang menyatukan adalah olahraga. Tahun 2018 kita ada ASEAN Games. Indonesia menjadi tuan rumah bukan? Ada banyak cabang olahraga yang digelar, jika sudah begini apakah kita masih mau berantem dengan warga sendiri? Tidak kan?. Nah disini menjadi damai, bersatu, mendukung negara kita, satu suara. Apalagi saat acara pembukaan dan penutupan yang sangat berhasil. Bangga Indonesia dengan segala kekurangan dan kelebihannya. 

booth marchandise


Closing ceremony
Menonton live pertandingan olahraga atau acara pembukaan maupun penutupan, menurutku bisa membangkitkan rasa nasionalisme, mengingatkan dimana kita tinggal beridentitas (lihat KTP)

Kamis, 26 Oktober 2017

Me-Time

Dulu ketika tinggal di Setiabudi saat hujan turun di akhir pekan adalah moment yang paling saya sukai. Itulah waktu Me-time saya sebagai anak kost. Saya bukan tipe orang yang bertahan dua hari di dalam satu ruangan, tetapi kadang ada waktu seharian untuk sekedar memanjakan diri di rumah. Nah, ketika di rumah, tidak mungkin saya tidur seharian. Ada beberapa aktivitas yang receh a.k.a sederhana tetapi cukup mengembalikan energi.

SEGELAS SUSU DAN BUKU

Segelas Susu dan Cokelat menemani membaca

Hujan identik dengan dingin. Saya segera menuju Pantry membuat susu cokelat untuk menemani membaca. Saya paling suka dengan buku yang berkaitan dengan pengembangan diri dan cerita perjalanan. Maklum, masih banyak yang ingin dicapai dalam hidup sehingga butuh panduan. Hehehe...

MENJAHIT

Suatu sore saya pergi makan bersama sahabat sambil curhat (hobi saya yang lain). Tetapi hobi ini menghasilkan keputusan untuk membeli sebuah mesin jahit. Saya sangat menyukai kegiatan yang bergerak, jadi sahabat saya menyarankan untuk beli mesin jahit. Sehari kemudian saya langsung buka blog yang me-review mesin jahit. Alhasil, saya memutuskan untuk membeli mesin jahit portable yang dapat dibawa kemana-mana dengan mudah. Pilihan jatuh pada Janome putih. Setelah dipasang sedemikian rupa sehingga langsung bisa digunakan.

Mesin Jahit Janome


Pertama kali menjahit adalah mencoba memperbaiki a.k.a permak sarung bantal. Setelah recall memory karena sudah lama tidak menjahit, project selanjutnya adalah membuat make-up pouch. 

make-up pouch

MENONTON

Saya suka menonton tetapi tidak selalu. Hanya beberapa film saja, seperti The Intern, A Journey to The Deep Earth, No Reservation, The Proposal, Totoro, dan film sejenisnya. Film dengan tema petualangan yang kedrama-dramaan dan komedi lebih sering saya tonton. 

source: www.telegraph.co.uk

Nah, ketiga aktivitas tadi yang ternyata ampuh untuk mengembalikan mood ketika hari senin tiba.